#TantanganGurusiana 30 hari. Hari  ke-4#

Waktu adalah kehidupan itu sendiri. Kehidupan yang berkualitas adalah manakala kita dapat mengisi waktu kita dengan berkualitas. Sehingga berkualitaslah hidup itu.

Kehidupan yang tidak berkekalan ini ada batas waktunya. Artinya hidup dimulai dari kita terlahir ke dunia ini dari rahim sang ibu sampai kita menghembuskan nafas terakhir. Apapun upaya yang kita lakukan selama hidup yang jalani itu, ia akan berakhir. Akhir yang baik itulah yang diinginkan oleh orang yang sadar akan sifat kehidupan yang sementara ini, karena akan ada kehidupan lain nantinya yaitu alam akhirat yang mempunyai dua tempat kehidupan nantinya.

Sukses jalani rambu rambu kehidupan di dunia akan peroleh syurga, dan kelompok yang gagal akan Allah tempatkan di neraka. Hidup ini kalau begitu adalah proses seleksi menuju tempat lain yg berkekalan nantinya, yaitu alam Akhirat. Siapa yang tidak ingin raih kebahagiaan? Bahagia di dunia ini semu, sementara. Bahagia akhirat itulah yang sebenarnya. Bahagia dan duka yang kita rasakan di dunia hanya sebagai stimulus saja untuk terus ingin nikmati jika itu buat Happy dan tinggalkan Jika itu menyiksa diri kita. Sinyal? Iya, isyarat dari sang pencipta kehidupan itu, yaitu Tuhan semesta alam yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, tidak memaksakan kehendaknya, sehingga Dia meminta untuk memilih jalan yang membahagiakan atau memedihkan dirinya? Ingat ayat Al-Quran Surat As-Syams berikut:

" Maka Aku ilhamkan pada manusia dua jalan yaitu jalan fujur ( buruk) dan taqwa ( kebaikan)."

Sungguh, Allah sangat baik pada Hambanya. Allah mendidik manusia bukan dengan otoriter ( memaksakan kehendak), meskipun semua kehidupan ini milik Allah Swt. Ia yang tak pernah tidur terus mengawasi kita, membimbing dan mengingatkan saat salah jalan yang kita pilih. Begitu sayangnya Allah Swt pada kita sehingga ia pun tidak berkesempatan tidur meskipun itu mampu dan berhak bagi Allah. Nah kalau begitu pintalah selalu pada Allah bukan pada yang lain, agar selamat hidup ini di dunia dan di akhirat.

Sepenuh waktu Allah mengawasi dan memperhatikan hambanya. Apakah kita tidak Malu manakala tidak memberikan sepenuh waktu kita untuk Allah Swt? Tuhan yang telah menciptakan kita, menciptakan langit dan bumi dengan segala macam rupanya, kemudian isinya itu diperuntukkan bagi kita yang bernama manusia. Pantaslah jika sepenuh Waktu itu adalah untuk Tuhan Kita. Khususnya diri ini "seluruh Waktuku untuk Tuhanku". Hidup ini adalah dalam rangka menggembirakan TUHANKU, kemudian Ia kembalikan rasa bahagia itu pada diriku.

Seluruh Waktuku adalah untuk Tuhanku. Hidup dan matiku, tidak terpengaruh oleh sikap mereka pada diriku. Mereka bukan standar dalam meraih sukses hidup ku. Standar sukses hidup ku adalah Rabbul Izzati Allah Swt. Berteman lah kita dengan Allah SWT, bukan dengan yang lainnya. Bangun dialog dengan Allah Swt, mintalah waktu kita menjadi berkualitas dan bermanfaat bagi yang lainnya. Innasholati wanusuki wamahyaya, wa mamati lillahirabbil aalamin ( Sesungguhnya sholat ku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah, Rabb semesta Alam. Semua Waktuku untuk Tuhaku .

Note : Tulisan ini sudah pernah di posting di Fb : Hasanah Razali  pada 25 Juni 2020. 

g. @Daycare. rumah ceria @emtepe2 @ fb. Hasanah Razali